|

7 Kejadian yang Dipelajari Dalam Pelatihan P3K dan Cara Menanganinya

Menjadi petugas P3K (Pertolongan Pertama Pada Kesehatan) bukanlah pekerjaan yang mudah. Pasalnya, pekerjaan ini berkaitan dengan nyawa seseorang sehingga tidak boleh dilakukan secara  sembarangan.

Biasanya, tindakan P3K ini hanya dilakukan oleh petugas P3K yang sudah terlatih dan mengantongi sertifikat P3K yang diperolehnya saat menjalani pelatihan. Sebab, dalam pelatihan P3K tersebut, para peserta pelatihan diajarkan bagaimana cara menangani korban kecelakaan atau penyakit tertentu dengan tepat. 

Lantas, apa saja kejadian yang sering dipelajari saat pelatihan P3K? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

pelatihan-p3k

Kejadian yang dipelajari dalam pelatihan P3K

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah pertolongan yang segera diberikan pada korban saat terjadi kecelakaan ringan maupun berat, hingga penyakit tertentu di tempat kerja ataupun lokasi kejadian lainnya. 

Pada dasarnya, tindakan P3K dilakukan untuk menyelamatkan nyawa korban dari kecelakaan atau penyakit yang dialami hingga pertolongan medis yang lebih memadai dari dokter atau tim medis lainnya datang. 

Namun, tindakan P3K ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena jika penanganannya tidak tepat, justru dapat membahayakan nyawa korban. Biasanya, tindakan ini dilakukan oleh petugas P3K yang sudah terlatih dan mendapatkan sertifikat P3K yang diperolehnya dari mengikuti pelatihan P3K. 

Ada beberapa kejadian atau kondisi yang dipelajari dalam pelatihan P3K. Apa saja itu? Berikut informasi selengkapnya. 

1. Bahaya terhadap sengatan panas

Sengatan panas atau heatstroke adalah kondisi ketika suhu tubuh meningkat secara drastis hingga mencapai 40 derajat Celcius, bahkan lebih. Kondisi ini rentan dialami oleh karyawan yang bekerja di lapangan, terutama saat cuaca sedang sangat terik.

Sengatan panas ini termasuk salah satu kondisi gawat darurat sehingga membutuhkan penanganan P3K yang cepat guna mencegah munculnya komplikasi serius yang dapat mengancam nyawanya. 

Biasanya, seseorang yang mengalami heatstroke menunjukkan gejala, seperti:

  • Suhu tubuh meningkatkan (sekitar 40 derajat Celcius atau lebih)
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Kulit memerah dan mengering
  • Tidak berkeringat meskipun suhu tubuh meningkat
  • Mual dan muntah
  • Jantung berdebar kencang
  • Merasa kebingungan, linglung, gelisah dan cepat marah
  • Kejang
  • Pingsan

2. Keracunan

Selain heatstroke, keracunan makanan atau zat kimia juga sering terjadi di tempat kerja, khususnya karyawan yang bekerja di industri kimia. 

Keracunan akibat menghirup zat kimia ini dapat berdampak buruk untuk kesehatan. Bahkan, dalam kondisi darurat, keracunan ini dapat menyebabkan korban sesak napas hingga tak sadarkan diri. 

Itulah mengapa, kejadian keracunan zat kimia ini menjadi salah satu materi penting yang akan dipelajari peserta pelatihan P3K. 

3. Terpapar zat kimia

Terpapar zat kimia juga menjadi salah satu kejadian yang sering dialami karyawan di tempat kerja. Paparan zat kimia ini tidak hanya dapat menyebabkan mereka keracunan, tapi juga bisa luka bakar kimia. 

Luka bakar ini menyebabkan kerusakan jaringan pada kulit, seperti kulit melepuh, mengelupas, kemerahan, pembengkakan pada kulit, hingga menimbulkan rasa nyeri. 

Selain pada kulit, paparan zat kimia juga bisa mengenai mata. Biasanya, gejala yang ditimbulkan berupa penglihatan kabur, nyeri pada mata, mata berair, hingga kebutaan pada kasus yang lebih parah. 

4. Patah tulang

Patah tulang adalah kondisi di mana salah satu tulang atau lebih mengalami retak atau pecah menjadi beberapa bagian. Kondisi ini mungkin lebih sering dialami oleh pekerja konstruksi bangunan. 

Kondisi patah tulang ini harus segera mendapat pertolongan pertama atau P3K untuk mencegahnya semakin parah. Penanganan yang diberikan pun harus tepat agar kondisinya tidak makin parah.

Itulah mengapa, para peserta pelatihan P3K harus mendapatkan materi mengenai penanganan kejadian patah tulang yang tepat. 

5. Gangguan Kesadaran

Gangguan kesadaran adalah kondisi ketika seseorang kehilangan kesadaran atau berkurangnya respons terhadap lingkungan sekitar. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kelelahan, cedera, atau penyakit tertentu. 

Tenaga kerja yang mengalami gangguan kesadaran tentu dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya.

6. Gangguan peredaran darah

Ada beberapa gangguan peredaran darah yang mungkin akan dipelajari oleh peserta pelatihan P3K. Beberapa di antaranya, seperti hipertensi, serangan jantung, stroke, iskemia, dan trombosis vena dalam. 

Gangguan peredaran darah ini bisa terjadi kapan saja dan tidak boleh ditangani secara sembarangan sehingga dibutuhkan petugas P3K yang sudah terlatih atau berpengalaman dalam menangani kondisi ini. 

7. Gangguan pernapasan

Setiap tenaga kerja di perusahaan swasta ataupun pegawai pemerintahan tentu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda. Beberapa mungkin ada yang menderita gangguan pernapasan, seperti asma, tuberkulosis, pneumonia, hingga PPOK (penyakit paru obstruktif kronis). 

Dalam keadaan tertentu, gangguan pernapasan ini mungkin bisa kambuh secara tiba-tiba. Misalnya, penderita asma yang mengalami kesulitan bernapas akibat terpapar pemicunya, seperti sebu sari dari pohon, gulma, rumput, bulu, dan beberapa jenis wewangian.

Ketika kondisi ini terjadi, dibutuhkan penangan yang tepat agar tidak menimbulkan bahaya bagi penderitanya. 

Penanganan kecelakaan atau penyakit di tempat kerja

Penanganan kecelakaan atau penyakit yang terjadi di tempat kerja tentu harus disesuaikan dengan kondisi korban. Berikut adalah beberapa bentuk penanganan atau pertolongan pertama pada kecelakaan atau penyakit di tempat kerja. 

1. Berteduh dan kompres seluruh tubuh dengan kain dingin

Saat karyawan mengalami heatstroke atau sengatan panas, pertolongan pertama yang dilakukan adalah segera memindahkannya ke tempat yang lebih dingin, lalu kompres seluruh tubuh dengan kain dingin. Hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh akibat heatstroke. 

Jika karyawan yang mengalami sengatan panas sudah sadar, segera berikan air putih yang banyak untuk mencegah terjadi dehidrasi akut. 

2. Mencari udara segar

Ketika ada karyawan yang tak sengaja menghirup zat kimia, pertolongan pertama yang bisa diberikan adalah membawanya ke ruangan terbuka agar dapat menghirup udara segar. 

Namun, apabila korban tak sadarkan diri akibat keracunan zat kimia, petugas P3K dapat melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau dikenal juga dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru) sambil menunggu ambulance atau tim medis datang. 

3. Membilas luka dan menutupnya dengan perban

Jika terjadi luka bakar akibat zat kimia, pertolongan pertama yang dilakukan adalah segera membilas luka dengan air mengalir. Jika zat kimia tersebut mengenai mata, bilas mata terus-menerus hingga 20 menit sebelum mencari bantuan medis selanjutnya. 

Agar kondisi luka tidak bertambah parah, tutup luka dengan perban atau kain yang bersih secara longgar. Kemudian, segera pergi ke IGD terdekat untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

4. Menghentikan perdarahan

Untuk kecelakaan yang menyebabkan korban mengalami patah tulang, tindakan P3K yang dilakukan adalah tidak menggerakkan atau memindahkan tubuh korban untuk mencegah kondisi patah tulang semakin parah. 

Setelah itu, hentikan perdarahan dengan memberikan tekanan pada luka menggunakan perban steril atau kain bersih sambil menunggu bantuan medis. 

Selain itu, petugas P3K yang sudah terlatih dapat memasang penyangga ke lokasi tulang yang patah.

5. Segera cari bantuan medis terdekat

Untuk gangguan kesehatan, seperti gangguan kesadaran, pernapasan, dan peredaran darah, segera mencari bantuan medis terdekat adalah hal yang harus segera dilakukan sebelum kondisi karyawan yang mengalami gangguan tersebut semakin parah. 

Namun, apabila karyawan tersebut kehilangan kesadaran dan tidak bernapas sebelum bantuan medis datang atau dibawa ke rumah sakit, petugas P3K bisa melakukan CPR.

Untuk menghindari resiko kerja yang lebih banyak, di setiap perusahaan dibutuhkan petugas P3K yang handal dan ahli untuk meminimalisir resiko kecelakaan kerja. Pelatihan P3K ini bisa diikuti oleh siapa saja minimal lulusan SLTA.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *